TUGAS KIMIA
HALOALKANA
(ALKIL HALIDA)
Nama : Dwi Wahyu Setiawati Ningsih
Kelas : AKSELERASI
Absen : 04
HALOALKANA
Haloalkana disebut juga
alkil halida. Haloalkana merupakan senyawa karbon yang mengandung halogen. Atom
halogen ini menggantikan posisi atom hidrogen. Haloalkana mempunyai rumus
struktur yang sama dengan alkana, hanya satu atau lebih atom H-nya diganti
dengan atom halogen (X = F,Cl,Br,I). Haloalkana dapat mengalami reaksi
hidrolisis menjadi alkohol.
1.
Struktur Haloalkana
Struktur umum haloalkana adalah R-X dengan R adalah gugus
alkil (R=CnH2n+1) dan X adalah atom halogen (X=F,Cl,Br,I)
Contoh :
- CH3 Cl (kloro metana)
-CH3 CH2 Cl (kloro etana)
-CH3 CH2 Br (bromo etana)
-CH2Cl2 (dikloro metana)
2.
Isomer
Isomer adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul
sama, tetapi susunan atom-atomnya berbeda. Ada beberapa macam isomer, seperti isomer
posisi, isomer struktur, isomer fungsional, dan isomer cistrans. Haloalkana
memiliki isomer posisi dan isomer struktural. Perhatikan struktur haloalkana
berikut.
struktur haloalkana
Kedua senyawa itu memiliki rumus molekul sama, yakni C3H7Cl,
tetapi posisi atom klorin berbeda. Pada 1–kloropropana terikat pada atom karbon nomor 1,
sedangkan pada 2–kloropropana terikat pada atom karbon nomor 2. Kedua senyawa
ini dikatakan berisomer satu sama lain, yaitu isomer posisi.
Isomer struktur menyatakan perbedaan struktur dari
senyawa haloalkana yang memiliki rumus molekul sama Perhatikan struktur molekul berikut dengan
rumus molekul sama, yakni C4H9Cl.
Struktur
halobutana
Ketiga senyawa itu tergolong halobutana, tetapi berbeda
strukturnya. Oleh karena itu, ketiga senyawa tersebut berisomer struktur
(senyawa dengan rumus molekul sama, tetapi berbeda struktur molekulnya).
Disamping itu, 1–klorobutana dan 2–klorobutana berisomer posisi.
3.
Rumus Umum Haloalkana
Haloalka memiliki rumus
umum CnH2n+1X
4.
Tata Nama Haloalkana
Tata nama haloalkana
diklompokan menjadi dua yaitu.
a)
Tata nama IUPAC
Haloalkana merupakan nama IUPAC. Sedangkan urutan
penamaanya sebagai berikut:
1)
Menentukan rantai induk, yaitu rantai atom
terpanjan yang mengandung atom hydrogen (X = F,Cl,Br,I)
2)
Member nomor. Penomoran dimulai dari salah satu
ujung rantai sedemikian sehingga posisi atom halogen mendapatkan nomor
terkecil. Jika terdapat lebih dari satu atom halogen, maka prioritas penomoran
berdasarkan kereaktifannya, yaitu F,Cl,Br,I.
3)
Gugus alkali sebagai rantai induk dan atom
halogen sebagai cabang
Contoh :
CH3 CH2 Cl (1-kloroetana)
CH2 CH2 (1,2-dikloroetana)
Cl
Cl
CH2
CH2 (1-bromo-2-kloroetana)
Cl
Br
b)
Tata nama TRIVAL(lazim)
Nama
lazim monohaloalkana adalah alkilhalida
Contoh
:
CH3 CH2 Cl
(metilklorida)
CH3 CH CH3 (isopropilbromida)
Br
5.
Sifat fisika dan kimia
a.
Sifat Fisika Haloalkana
1) Senyawa haloalkana tidak membentuk ikatan hidrogen.
2) Sukar larut dalam air dan mudah larut daam oelarut
organik.
3) Empunyai titik didih dan titik leleh lebih tinggi dari
alkana yang mempunyai jumlah atom C yang sama. Hal ini disebabkan adanya
penggantian atom hidrogen dengan atom halogen yang mempunyai massa atom lebih
besar daripada hidrogen.
4) Suhu rendah berwujud gas, suhu tengah berwujud cair,
dan suhu tinggi berwujud padat.
b. Sifat Kimia Haloalkana
1) Haloalkana mengalami reaksi substitusi dengan suatu
basa membentuk alkohol.
2) Haloalkana mengalami reaksi eliminasi dengan pereaksi
basa kuat.
3) Haloalkana bereaksi dengan logam natrium akan
menghasilkan alkana. Reaksi ini disebut Sintesis Wart.
4) Haloalkana + magnesium menghasilkan Pereaksi Grignard.
Jika larutan alkil dalam eter kering dikocok dengan serbuk magnesium, maka akan terjadi pereaksi Grignard
Jika larutan alkil dalam eter kering dikocok dengan serbuk magnesium, maka akan terjadi pereaksi Grignard
6.
Kegunaan Haloalkana
a)
Sebagai pelaru
non polar. Banyak senyawa halo alkana yang digunakan sebagai pelarut nonpolar
CCl4, CHCl3, C2H3Cl3.
Pelarut ini bersifat racun sehingga jangan sampai terhirup.
b)
Kloroform (CHCl3) digunakan sebagai
obat bius atau pemati rasa(anestesi) yang kuat. Sehingga dapat merusak hati.
c)
C2H5Cl(kloroetana)
digunakan sebagai anestesi lokal(pemati rasa lokal). Ini digunakan pada pemain
sepak bola dengan cara disemprotkan pada daerah yang sakit.
d)
Feron (dikloro difluoro
metana) digunakan sebagai pendorong produksi aerosol. Feron juga banyak
digunakan sebagai gas pendingin AC(air conditioned), lemari es, dan lain-lain.
e)
CH3Cl digunakan sebagai zat fumigant.
Feron dan metal klorida dapat merusak ozon sehingga dapat membahayakan
lingkungan.
f)
C3H5Br2Cl
(1,1-dibromo-1-kloropropana) digunakan sebagai isektisida petani. Hanya saja zat ini dapat menimbulkan kemandulan pada buruh tani.
g)
DDT (dikloro difenil
trikloro metana) ini digunakan sebagai insektisida. Akan tetapi zat ini sukar
sekali terurai, sehingga masih ada dalam sayuran dan hewan ternak yang memakan
rumput yang di semprotkan DDT. Akibatnya dapat menimbulkan keracunan.
h)
C2H4Br2
(1,2-dibromo etana) digunakan sebagai aditif pada bensin yang menggunakan TEL(Tetra
Ethyl Lead), Pb(C2H5). Zat ini mengubah timbale menjadi
timbale bromida dan akan menguap keluar dari kenalpot.
i)
Iodoform (CHI3). Iodoform berwujud padat pada suhu kamar, berwarna kuning,
dan mempunyai bau yang khas. Iodoform sering digunakan sebagai antiseptik.
j)
Tetraklorokarbon (CCl4). Karbon tetraklorida merupakan zat cair yang tidak berwarna
dengan massa
jenis lebih besar dari air. Uap CCl4 tidak terbakar sehingga sering digunakan sebagai
pemadam kebakaran. Selain itu, juga digunakan sebagai pelarut untuk lemak dan
minyak.
k) Sebagai pemadam api, alkana terhalogenasi sempurna seperti karbon
tetraklorida, CCl4, bromokloridifluorometana (dikenal dengan nama
BCF) dapat memadamkan api. Akan tetapi pada suhu tinggi CCl4 dapat
bereaksi dengan uap air membentuk fosgen (COCl2), suatu gas yang
sangat beracun. BCF juga dapat merusak ozon dilapisan stratosfir, sehingga
penggunaan bahan-bahan tersebut dilarang.
kelas_3_sma_kimia_teguh_pangajuanto.pdf
Kelas_12_kimia_ari_harnanto.pdf
kelas12_kimia_Iman_Rahayu(1).pdf
0 komentar :
Posting Komentar