Ku mengenal dia tanpa
sengaja dan ku mencoba akrab dengannya. Dia adalah mantan kekasih temanku. Ku
hanya ingin menghiburnya dari ketepurukan hingga ku masuk dalam hidupnya
sebagai seorang kekasih. Tapi ku tak bisa membuatnya benar-benar bangkit dari
semua itu. Hingga suatu hari ku menyadari bahwa aku memiliki perasaan yang
berbeda terhadap dirinya, tetapi ku hanya bisa mengubur dalam-dalam semua
perasaan itu karena ku tahu rasa sayang dan cinta miliknya hanya untuk
seseorang. Hingga akhirnya hubungan ku dan dia berakhir. Saat itu ku coba untuk
merelakannya pergi tapi ternyata ku tak bisa, sampai suatu hari ku coba untuk
jujur kepedanya bahwa ku memiliki rasa sayang untuknya. Ku tak pernah
mendapatkan jawaban dari kejujuran ku, tapi yang dia katakan hanyalah “Tunggu”.
Aku tak tahu sampai kapan ku harus menunggunya. Sampai akhirnya ku tahu dia
telah memiliki seseorang hadir dalam hidupnya, aku tak bisa menggambarkan
perasaan ku saat itu. Dalam penantian ku hingga ku tahu dia telah termiliki,
aku berada dalam keterpurukan, tangisan, kesedihan hingga ku tak tahu bagaimana
rasa sakit itu. Tapi aku sadar, aku harus bangkit dari segala keterpurukan dan
kesedihan ku.
Sembilan bulan berlalu itu
bukanlah waktu yang cukup singkat buat ku untuk dapat melupakannya walaupun
sulit bagiku. Selama itu pula ada sahabat-sahabat aku yang selalu ada
disampingku membuatku bisa tersenyum kembali. Usaha ku selama itu membuahkan
hasil, aku dapat melupakannya sedekit demi sedikit. Tapi Tuhan berkehendak lain
dia hadir kembali dalam hidup ku. Sungguh pilihan yang sangat sulit buat ku,
apakah ku menerimanya kembali atau menolaknya. Akhirnya satu jawaban yang aku
pilih, aku menerimanya kembali dalam hidup ku. Ku coba memulai semua itu dari
awal tanpa memikirkan massa lalu, tapi ketakutan ku akan masa lalu itu kembali.
Selama dia hadir kembali dalam hidup ku kejadian demi kejadian terukir dari
yang membahagiakan hingga yang menyakitkan. Hubungan itu tidak bertahan lama
hingga akhirnya berakhir karena aku sadar sudah telalu sering membuat dia
kecewa dan sakit, tetapi walaupun hubungan itu berakhir hubungan sebagai
seorang teman tetap ada. Aku tak pernah bisa melihatnya sakit karena saat dia
merasakan sakit, aku dapat merasakn rasa sakit itu hingga ku tak dapat menahan
tangis ku, tapi aku sudah berjanji tak akn menunjukn tangisku di depannya.
Suatu hari ku menyadari bahwa rasa sayang ku bertambah dan semakin aneh, apakah
itu cinta.... aku tak tahu. Tapi aku sadar ku tak akan pernah mendapatkn rasa
sayang dan cinta miliknya, mengetahui kenyataan itu aku mencoba untuk menjauh
dan pergi dari hidupnya, dan sikap ku berubah dingin kepadanya. Aku memutuskan
dan menemuinya untuk mengatakan sesuatu yang terakhir kalinya.
“Deni ku pengen ngomong
sesuatu sama kamu” kata ku membuatnya terkejut.
“Ngomong apa?” tanyanya. Aku
menariknya dengan paksa dan membawanya ke sesuatu tempat. Aku menatap matanya
lekat-lekat dan memulai berbicara.
“Aku punya satu permintaan
untuk terakhir kalinya” kata ku memulia pembicaraan.
“Hem. Apa?” katanya bingung
menatap ku.
“Aku pengen kamu manggil aku
sayang sekali aja, karena aku kangen pengen denger kata-kata itu. Dan ku ingin
kamu meluk aku untuk yang terakhir kalinya”.
“Kamu kenapa sih
sebenarnya?” tanyanya aneh. Aku hanya diam dan menatapnya.
“Emm... saa sa..sayang”
akhirnya kata itu yang keluar dari mulutnya dan dia memeluk ku. Dalam pelukan
itu aku membisikan kata-kata untuknya.
“Deni ini untuk yang terakhir kalinya. Jika aku ingin kamu
memilih aku tetap ada di hidup mu atau aku pergi dari hidup mu, apa yang akan
kamu pilih” kata ku dengan suara lirih dan air mata yang sudah membanjiri wajah
ku.
“Lebih baik kita menjauh
saja, karena walaupun semuanya udah berakhir aku tetap ngecewain kamu”jawabnya.
Jawaban itu seperti yang aku
harapkan walaupun berat untuk mendengarnya. Esok paginya semua perlengkapanku
sudah siap, aku memang berencana untuk pindah dari Lombok dan pindah sekolah ke
Malang. Setelah kejadian itu aku tak pernah menghubunginya walaupun untuk
mengatakan selamat tinggal sekalipun. Biarkanlah rasa sayang yang ku miliki ini
hilang seiring berjalannya waktu dalam kehidupan ku yang baru tanpa dia dan
tanpa masa lalu ku.
0 komentar :
Posting Komentar